Minggu, 27 November 2011

Jessie's story.

BWAAAR..
“yaAllah Astaghfirullahaladzim..” seru Jessie sambil kesakitan.
“Jessie, makanya kalau mengerjakan sesuatu hati-hati sayaang” teriak bunda dari bawah.
“iya bunda..” seru Jessie sambil mengusap palanya yang kesakitan, karna tertimpa kerdus.

Oke cerita pun dimulai, Jessie baru pindah rumah kemarin. Hm, sebenernya Jessie gak mau pindah, tetapi karna ayah Jessie mempunya tugas ke kota ini, mau gak mau Jessie ikut pindah. Rumah disini sih bagus, tapi agak menyeramkan, rumahnya besar banget, tapi kayak udah tua gitu deh.

Hari pertama.
Setelah barang-barangku diturunkan dari truk, Jessie menyuruh mbak untuk memindahkannya ke kamar baru Jessie. Kamar Jessie ada di lantai 2.
Satu per satu Jessie menaiki anak tangga, tangga ini sudah rapuh sekali, sehingga setiap Jessie menginjak terengar suara ‘ciit’.
“yaAllah kuharap kamarku tidak separah tangga itu, hah” seru Jessie dalam hati.
“mbaak ayo cepat angkat barang-barangkuu” teriak Jessie.
“ya Jess.. tunggu ya” seru sang mbak dari bawah, yang keberatan membawa barang-barang Jessie.
Setelah tiba diatas, Jessie melihat ada pintu, dan ia berfikir itulah kamarnya, dan ternyata.....
“waaaaah, ini kamar idaman ku, besar dan pasti nyaman, ini pasti kamarku!” seru Jessie gembira, sambil menyalakan lampu. Maklum kamar Jessie yang dulu tidak sebesar kamar barunya yang sekarang.

Sore hari.
“Jessie, bantu bunda dong toloong” teriak bunda.
“ya bundaa, i’m comingggg” seru Jessie.
Setelah membantu ibu membereskan lantai bawah, Jessie kembali ke kamarnya.
Jessie beristirahat sejenak.
Setelah cukup untuk beristirahat, Jessie terbangun dan ia mulai mencoba membereskan kamarnya.
Di kamarnya terdapat 1 buah ranjang, 1 lemari besar, dan 1  cermin.
“haduh hari ini aku harus membereskan baju-baju ku nih ke lemari” seru Jessie pelan.
Jessie membuka lemari yang terdapat dikamarnya itu. Lemari pun di buka pelan-pelan sama Jessie. Ada sedikit rasa canggung di dalam hatinya. Tiba-tiba seperti ada hembusan angin yang keluar dari isi lemari tersebut. Tetapi Jessie mencoba untuk tidak takut.

Malam hari.
Tepat pukul 11 malam, Jessie merasakan sesuatu yang aneh ada di kamarnya.
Jessie memandangi langit-langit kamarnya.
Ia mencoba untuk tidur di kamar barunya itu setelah ayah dan bundanya mengucapkan “selamat malam sayang”.
Kamar itu terasa aneh, berbeda sekali dengan apa yang ia harapkan. Hawa dingin dan hembusan angin membuat Jessie takut.
Jessie mencoba memejamkan mata, dan tiba-tiba... ia merasakan ada sesuatu yang menimpa dirinya, sulit bernafas, bulu kuduk Jessie berdiri, keringat dingin menerpa dirinya, Jessie tak bisa berbuat apa-apa, apakah itu mimpi??
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH” teriak Jessie melihat sosok wanita berambut panjang, wajah pucat, serta kuku-kuku yang panjang duduk di hadapannya.
Badan Jessie kaku.. sepertinya saraf-sarafnya sudah tidak bisa berfungsi.
“Jessie! Ada apa sayang? Kenapa kamu teriak seperti itu” seru ayahnya yang datang melihat Jessie histeris. Ayahpun panik.
Bersamaan pintu kamar yang dibuka ayahnya, sosok wanita pun itu hilang.
Jessie hanya bisa menangis, gak bisa berkata apa-apa.
“kamu tidur sama ayah dan bunda dulu aja deh ya sayang..” seru ayah.

Keesokan hari.
Pagi-pagi, Jessie menceritakan semua kejadian apapun yang di rasakan Jessie semalam ke bundanya, mulai dari yang gak bisa tidur, sampai ia meliat sosok wanita itu.
“yaampun Jessie..kamu hanya bermimpi mungkin..” ucap bunda pelan.
“tapi bu..” ucap Jessie terpotong karna masih sedikit agak parno.
“sudah sana.. mending kamu rapihin kamar kamu gih” seru bunda.
Sudah Jessie duga, tidak akan ada yang percaya dengan dirinya kalau berbicara hal-hal seperti ini.

Malam hari.
Jam menunjukan pukul 9, Jessie sedang duduk termenung.
Ia masih berharap kejadian kemarin malam hanya mimpi, seperti yang bundanya bicarakan.
Jessie melihat sekeliling kamarnya, ia teringat baju-bajunya belum sepenuhnya dirapihkan ke lemari.
Jessie pun membuka lemari itu pelan-pelan, dan Jessie pun langsung membuka pintu lemarinya. Jessie kaget ia melihat ada baju-baju yang bukan miliknya tergantung di lemari, refleks Jessie pun langsung mengambil salah satu baju yang ada dilemari, ketika ia mengambil tangan Jessie seperti ada yang menarik, dan Jessie pun berteriak “AAAAH TOLONG AYAAAH BUNDAAA”.
 Bunda Jessie yang sedang sibuk dibawah kaget mendengar putrinya berteriak. “Jessie! Ada apa??”
Jessie menceritakan apa yang dia rasakan. Tetapi bundanya malah berkata “sudahlah Jess! Jangan menceritakan hal yang engga-engga, ibu sedang sibuk dibawah, jangan buat ibu tambah capek deh” ujar ibu dengan cepat dengan nada amarah.
“tapi bu.. aku benar-benar-“ ucap Jessie lirih.
“aku gak mau bu tinggal disini lagi..plis ku mohon..” ucap Jessie dengan nada sedih dicampur ketakutan.

Keesokan pagi.
Jessie, ayah, dan bunda sedang sarapan di meja makan.
“Jessie, kok rotinya cuman di liatin aja sih?” seru ayah. Jessie melamun. “heeh, gak boleh ngelamun sayang” seru bunda sambil melambaikan tangan di depan muka Jessie.
“hmm hmm iya bunda..” jawab Jessie pelan.
“bunda..kok ada baju-baju yang bukan milikku tergantung di lemari ya? Itu punya siapa?” seru Jessie bingung.
“lah ibu baru saja memeriksa lemari pakaianmu, gak ada baju yang tergantung tuh disana, ada juga baju-baju kamu sendiri yang terlipat, gak ada yang tergantung.” ujar bunda cepat.
“masa sih bu?” tanya Jessie pelan.
Jessie bingung dan memutuskan untuk mengajak bundanya melihat.
Dan pada saat sampai di depan lemari, bunda dan Jessie membukanya. Daaan, pada saat dibuka baju-baju yang tergantung tadi malam pun hilang. Mulai saat itu, orang tua Jessie sudah tidak percaya lagi dengan Jessie. Mereka mengira Jessie pembohong.

Sudah seminggu lebih Jessie tinggal dirumah barunya, ia juga masih sering merasakan hal-hal mistis. Ia masih dihantui sosok wanita itu.

Pagi hari.
Jessie yang mau berangkat kesekolah itu, ia menuruni tangga. Tiba-tiba ada yang mendorong Jessie, sehingga ia terjatuh. Dan saat kejadian itu bunda Jessie sempat melihat sosok wanita yang dulu pernah Jessie ceritakan, tepat ada di bbelakang Jessie.
Kepala Jessie terbentur keras, ia kesakitan, ia hanya bisa mendengar suara bundanya memanggil-manggil nama dia sambil menangis.
“Jessie.. tolong maafkan bunda sayang karna tidak mempercayaimu waktu dulu” seru ibu sambil menangis tersedu-sedu.
Jessie benar-benar tidak bisa merasakan apa-apa lagi, saraf-sarafnya juga benar-benar tidak berfungsi lagi, ia tidak bisa merasakan apapun kecuali rasa sakit di kepalanya.
Tapi..  semuanya sudah terlambat, itu adalah hari terakhir Jessie menghembuskan nafas.
Jessie sangat besyukur karna kejadian itu membuat bunda Jessie tidak menganggap dirinya sebagai pembohong.




-The end-

Selasa, 22 November 2011

tugas pak Febri, ICT

This is a logo of an optical shop pillars that I created, I created this image from Corel Draw, a very easy way. You can download, and start trying to drawing what you want.
I chose this picture because it was inspired from my friend's glass eye,hehe

Sabtu, 12 November 2011

Kamis, 03 November 2011

Nadia Dwi Rahma

Dicari orang hilang.

Nadia Dwi Rahma, alias Dea, mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti angkatan 2007 yang dilaporkan hilang oleh keluarganya sejak Senin 24 Oktober lalu kini masih belum diketahui keberadaannya. Kabar yang simpang siur membuat banyak dugaan soal hilangnya Nadia.

Ciri-ciri:
-tinggi badan 165 cm
-berat 55-60 kilogram
-rambut hitam sebahu
-kulit sawo matang, dan memiliki jerawat di bagian wajah

Jika ada yang mengetahui keberadaannya atau melihat ciri-ciri orang diatas diharap segera menghubungi
-Dimas Pratama: 0858-1365-8887
-Tri Wahyudi: 0856 -9747-0727 
-@Ayatrinanda

TOLONG DI SHARE YA!